Sebelumnya, saya udah pernah main - main ke daerah Bajulmati waktu malam tahun baru kemarin. Ya seperti kisah saya sebelumnya, saya singgah di rumah seorang tokoh terkemuka di daerah tersebut. Namanya pak Izhar dan istrinya bu Likah. Dari rumah, saya, abah, umi, dan ketiga adik saya ( sayangnya 1 adik gak ikut ) berangkat dari rumah pukul 7 ( pengennya sih lebih pagi lagi ). Prepare selesai, dan selanjutnya berdoa terus berangkat. Semangat pagi...buat jalan - jalan ke pantai, hari Minggu yang cerah menemani perjalanan kami menuju tempat tujuan. Dengan bantuan GPS, saya mencoba cari jalan alternatif terdekat untuk sampai kesana. Sebenernya ada 3 jalur yang di tunjukkan GPS, tapi saya pilih jalur yang paling dekat kebetulan lewat tempat dimana abah dulu pernah KKN disana. Usut punya usut, jalan yang di tunjukkan GPS emang paling deket banget, tapi baik saya mau pun abah yang saat itu menyetir gak pernah nyangka kalo pada akhirnya harus OFF ROAD sejauh 10 km. Amazing, bisa di bayangkanlah betapa sulitnya abah mengendalikan medan jalan dengan mobil yang nota bene bukan di desain buat jalan semacam itu. Yang kita naiki saat itu adalah mobil keluarga merk Toyota Kijang keluaran 2007. Bisa kebayang gimana tegang saya, dan umi, kedua adik saya nih malah bawel aja sambil terus nyemangatin 'abah pasti bisa' dan adik saya yang duduknya paling belakang 'non sense' alias biasa aja. Jalan dengan medan tanah gamping ini baru di buka beberapa bulan silam setelah pembabatan hutan di area sekitar pantai selatan Balekambang untuk jalur terdekat dari Blitar ke Bajulmati. Syukur alhamdulillah siang itu cuaca cerah dan sedikit mendung, tapi gak hujan.
Umi yang sebenernya gak pernah ngerasain yang namanya petualangan kaya gitu, udah jelas tegang banget dan cuma bisa baca sholawat sebanyak - banyaknya. Penduduk sekitar pada keheranan ngelihat mobil kami lewat, entah apa yang mereka pikirkan. Yang jelas, ini terlihat lucu bagi mereka. Bahkan walau pada akhirnya abah harus turun dan tanya sama orang, belum di tanya orang itu udah tahu kalo kami mau ke Bajulmati. Hahaha... setelah menempuh sekitar setengah jam perjalanan ekstrim itu, akhirnya sampailah kita di pinggir pantai dan jalan halus di sepanjang pantai, we-o-we. Lega banget rasanya, ces pleng lanjut langsung meluncur ke rumah pak Izhar yang ternyata temen baik abah dan umi. Sekitar satu jam cuap - cuap pada akhirnya, abah tanya juga tuh masalah jalan mana yang harus kami ambil saat pulang nanti.
"Pak saya mau tanya, kira - kira jalan mana yang bisa kami ambil untuk pulang nanti?" tanya abah pada pak Izhar
"Ya balik pak, ke jalan yang tadi" jawab pak Izhar dengan sedikit heran
"..." abah bingung mau bilang apa, diikuti saya, umi, dan ketiga adik saya pun hanya tersenyum
"Lho memangnya tadi lewat mana?" tanya pak Izhar lagi, setelah melihat ekspresi kami yang mencurigakan. Mendengar pertanyaan pak Izhar, sontak kami tertawa kecil bersama mengingat kejadian tadi.
Akhirnya, abah menjelaskan kronologi petualangan kami di jalan ekstrim tadi. Jelas itu membuat pak Izhar dan keluarganya terheran - heran sambil ketawa. Pak Izhar pun gak abis pikir dengan selamatnya kami dari OFF ROAD tadi.
Selesai ngobrol panjang lebar kali tinggi di kurangi alas, pak Izhar pun ngajukan inisiatif ke suatu tempat. Bukan laut, bukan gunung, bukan pula hutan. Ini yang sebenernya paling amazing dan saya pengenin banget namanya susur gua. Di daerah Bajulmati itu kira - kira ada 4 gua yang sudah di temukan dan biasanya di pakai berpetualangan. Dan gua yang akan kami susuri kali ini namanya gua Coban. Tempatnya gak jauh dari pemukiman warga, hanya saja dikelilingi hutan lebat dan untuk menuju kesana pun harus melewati area persawan dan sungai kering berbatu karang.
Sebelum berpetualang masuk gua |
Eksis dulu donk... |
Ini foto - foto saya, abah umi, ketiga adik saya dan keluarga pak Izhar sebelum menuju gua. Gak ada perasaan takut sama sekali, bawaannya happy aja pokoknya.
Kenalin dulu donk, yang pake jilbab hitam berkacamata itu namanya Lilla kelas 2 MTs. Terus sampingnya tu, namanya Lia sekarang dia masih kuliah di kampus yang sama dengan saya jurusan Pendidikan IPS semester VI.
Begin for vacation |
Yang ini foto bareng pak Izhar dan istrinya tepat sebelum berangkat ke gua. Amazing.
Dari kanan sendiri tu yang namanya pak Izhar, sebelahnya ada adik saya yang cowok namanya Izzul sekarang juga kuliah di kampus yang sama dengan saya semester III jurusan Pendidikan Agama Islam. Terus sebelahnya lagi ada saya, sebelahnya Lia ada abah saya. Lanjut sebelahnya Lilla tu ada umi saya yang kadang - kadang disangka kakak saya hehehe...
Nah, sebelahnya lagi tu istrinya pak Izhar, bu Likah. Let's go...
Sebelum nyebur kita foto-foto dulu |
Dan ini dia hasil foto - foto kami sebelum masuk gua, ada juga kesemptan bagus waktu di dalam gua bisa foto - foto. Dan yang pasti setelahnya pun gak lupa juga buat foto - foto. Hehehe...
Keluarga yang hampir sempurna, kurang adik saya 1 |
Ceritanya nih, sebelum masuk gua sempet ada perasaan takut menghampiri kami. Tapi saya sih percaya aja selama ada pak Izhar semua aman terkendali. Pikiran saya sempat melanglang buana kemana - kemana sebelum masuk, bagaimana kalo di dalam ada ular besar yang tiba -tiba narik kaki kami saat berenang? bagaimana kalau kami tidak bisa keluar lagi setelah masuk gua? Konyol... Tuhan selalu bersama kami. Perasaan saya sedikit lega, waktu pak Izhar nyuruh anak buahnya buat adzan dan iqomah sebelum masuk gua. Ritual ini dipercaya sebagai tanda permisi kepada penunggu gua, jadi kemungkinan berbagai macam makhluk - makhluk penunggu gua, entah itu ular besar atau semacam makhluk bisa mengerti dan tidak akan menganggu kami selama menyusuri gua nanti.
Capek susur gua foto lagi yah? |
Sekali lagi biar asyik |
Dari luar, gua Coban ini memang terlihat teramat sangat menyeramkan. Akses menuju gua saja hanya ada sungai kering dengan batu karang dan sekitarnya di kelilingi pepohonan tua dan hutan lebat. Dari mulut gua kelihatan banget gelapnya di dalam dan kolam di mulut gua terlihat kotor dengan daun kering yang jatuh di atasnya. Saya sempat membayangkan suasana malam harinya, pasti sangat menyeramkan.
Senyum yang lebar donk pak Izhar sama bu Likah |
Akhirnya sampai juga di telaga gua |
Panjang gua Coban ini mencapai 150 meter, di dalamnya ada aliran sungai dan bebatuan karang.
Yang lebih mengejutkan saya dan keluarga adalah telaga guanya yang di atasnya ada lubang besar tempat masuknya sinar matahari. Usut punya usut itu adalah puncak gunung dan konon air yang ada di dalam gua itu asalnya dari lubang itu.Entah itu dari air hujan atau air laut yang naik, yang pasti air di dalam gua itu rasanya seperti air tawar dan tidak asin sama sekali.
perfect picture |
masih basah - basahan |
Airnya pun bahkan hampir bening, yang kotor hanya bagian air yang kedalamannya beerapa centi meter aja jadi kaki masih bisa nyentuh dasar sungai yang punya tekstur pasir lembek. Tapi kebanyakan dasar sungainya tu bebatuan karang yang kalo terus - terusan di injek, di kaki tu rasanya jadi sakit ( bagi yang gak terbiasa ). Dan lagi, selama susur gua kami harus tetap fokus sama pemandunya yang di depan. Tapi ya gak serius banget kok. Kami masih bisa santai menikmati pemandangan di dalam gua secara langsung.
Mumpung ada kesempatan eksis di dalam gua |
Sebelum pamit pulang foto lagi |
Karena biasanya kan saya melihat keindahan dalam gua hanya dari layar kaca. Sekarang saya bisa melihat secara langsung bahkan menyentuh yang namanya stalagtit dan stalagmit yang selalu ada sepanjang gua. Sungguh Maha Besar kuasa Tuhan, saya gak pernah kebayang bisa ke tempat itu dan melihat secara langsung bentuk dan bahkan isi sebuah gua yang banyak di bicarakan orang. Selain susur gua, di dalam gua kami sempat melihat udang - udang besar berenang di kubangan - kubangan air yang cukup besar. Akhirnya, acara tambahan kami adalah menangkap udang. Kami juga sempat melewati perkampungan kelelawar, untung kelelawarnya kecil - kecil jadi gak terlalu ganggu kalau mereka beterbangan di depan kami.
Tuhan terima kasih untuk kesempatan indah yang Kau berikan pada keluarga saya. Karena jujur saja, baru kali ini kami liburan sekeluarga bersama. Sebelumnya, abah dan umi sibuk dengan pekerjaan masing - masing dan kami anak - anaknya pun sibuk belajar, tak ada waktu seindah hari ini. Mungkin di kemudian akan ada saatnya lagi, wallahu a'lam bis showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar