Jumat, 24 Januari 2014

Jum’at, 8 November 2013



Ya Allah…aku tahu, ini lah yang ku pinta dariMu. Kembali mencintai dengan sepenuh hati, tapi seberapa banyak aku menyukainya? Kenapa rasanya sesakit ini? Menetapkan hati pada satu orang seperti 10 tahun yang lalu memang tidak mudah bagiku. Saat aku mulai merasa padanya lah ku tetapkan hatiku, itu pun tidak sepenuhnya. Aku harus memulai dari awal, menyukai semua kekurangannya, menyiapkan perasaan untuk kembali tersakiti dan yang pasti perhatian lebih yang tidak ku berikan pada siapa pun.
       Malam ini, awalnya indah. Aku terpaksa berbohong agar dia mau menerima makanan dariku. Aku hanya tidak ingin dia kelaparan di malam hari, dia pasti sangat sibuk sampai tak sempat makan. Itu bukan makanan sisa, memang aku sengaja membeli sebungkus untuknya. Saat bertemu denganku, dia terlihat bingung dan salah tingkah. Tapi aku terlalu senang hanya dengan begitu saja, entah apa yang membuatku begitu senang.
       Dari kampus, aku pengen banget pulang. Tapi gak satu pun anak-anak di UKM yang mau nganter aku pulang. Ku pikir, lebih baik jalan kaki. Tapi aku terlalu lelah jalan. Aku juga belum sempat makan, dan aku ingat dia bilang mau ke kampus. Seperti biasa, setiap kali aku ngirim sms. Jawabannya selalu lama, sampai ku pikir dia akan menolongku dan bisa pulang bareng. Setengah jam, memang bukan waktu yang lama untuk menunggunya. Dia baru menjawab pesanku dan bilang kalo dia pulang bareng temennya ( cewek ).
       Aku gak pernah masalahin apa pun tentang dia, tapi begitu membaca smsnya. Rasanya sakit banget, bener-bener sakit. Yang ada di pikiranku hanya, seberapa banyak aku suka sama dia? Kenapa rasanya kaya gini? Aku tau dia bukan tipe orang yang mudah mengatakan maaf. Aku tahu dia terlalu baik dengan orang-orang yang dia anggap sahabat, aku tahu semua itu. Aku tahu, bahkan aku gak berhak marah sama dia tentang apa pun yang dia lakukan ke aku. Aku tahu, aku pasti akan terus tersakiti seperti ini. Entah sampai kapan, menunggu hatinya terbuka pun masih sangat lama. Dan aku tahu, lagi-lagi aku harus mengalami ini semua.
       Ya Allaaaahh…siapa saya bagi dia? Saya tidak berhak melakukan ini padanya. Dia terlalu baik…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar