Ini bukan sebuah
penyakit berbahaya, tapi ku sebut berbahaya karena batinku ikut merasakannya
dan rasanya pun tak biasa. Aku bahkan tak ingin mengatakan ini sangat sakit
untuk di rasakan, aku hanya ingin menahannya walau pun harus terus menangis
tanpa henti. Meski menangis pun tak pernah sedikit pun mengurangi rasa sakit
itu. Tuhan… aku benci pada orang yang merasa paling menderita di dunia ini
karena satu kesulitan yang Kau berikan pada mereka. Masih banyak orang-orang
yang lebih menderita dari pada aku, aku bahkan masih harus terus bersyukur
dengan kesulitan ini. Aku tak butuh belas kasihan siapa pun di dunia ini, meski
aku perempuan biasa yang selalu ingin ada yang memperhatikan, memberikan kasih
sayang dan segala bentuk rasa cinta dari orang lain. Aku hanya ingin belas
kasihMu, ridhoMu, cintaMu, tetap memikirkanMu, menyebut namaMu dan segala
bentuk kerendahan diriku atas kuasaMu.
Tuhan… Kau titipkan
rasa ini padaku untuknya, tuntulah aku agar tetap di jalanMu. Menyayanginya
atas ridhoMu, memilikinya atas izinMu, mendambanya atas rahmatMu dan hanya
karenaMu aku menjaganya sebagai calon imamku. Tuhan… sampaikan padanya atas
semua kesakitan dan jawaban doaku. Aku tidak ingin terlambat menyadari
semuanya, hanya jika memang dia adalah jalanku untuk mendapatkan cintaMu,
rahmatilah kami dengan kasih sayangMu. Dunia ini akan menjadi saksi
ketulusanku, saksi sujudku dalam linangan air mata, saksi kebesaranMu pada
setiap hamba yang tak berdaya ini.
Tuhan… hanya jika aku
sekedar mampir dalam hidupnya, rahmatilah dia dengan seseorang yang telah Kau
ridhoi dalam setiap jalan hidupnya. Cintailah dia sebagai hambaMu yang sholeh,
lancarkanlah rizkynya dan berikanlah kekuatan serta kemudahan dalam setiap
langkahnya. Doa ini, kupanjatkan teruntuk dia yang menjadi bulan di kala gelap
menghampiriku, hujan dalam kemarauku, dan pelangi dalam hitam putihnya hidupku.
Hingga senja bertandan padaku, kan ku sampaikan akhir dari segala kisah ini.
Allah… ya Tuhanku, hambaMu
yang penuh dosa ini sangat menyayanginya. Hanya jika Kau izinkan kami bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar