Jumat, 24 Januari 2014

After 9 years

Setting cerita ini adalah perpaduan antara kota kecil di wilayah Jawa Timur dan kota besar di dalam negeri, menceritakan seorang gadis 21 tahun yang selalu berusaha setia pada 1 laki-laki dalam hidupnya. Laki-laki yang 9 tahun lalu merampas hatinya, laki-laki yang selama 9 tahun membuat gadis bernama lengkap Inas Faiha Hajidah yang biasa di panggil Inas ini dulunya memang sangat keras kepala dan tomboy. Inas selalu berkelahi dengan anak laki-laki yang saat itu usianya masih 10 tahun. Salah satu anak laki-laki yang menjadi musuhnya saat itu adalah Daffa, Daffa Ibnu Hafidz. Anak seorang pemuka agama di kampung ini, memang terkenal suka membuat masalah dengan Inas. Sampai Daffa sukses membuat Inas jatuh cinta padanya dan setelah itu Daffa harus pergi meninggalkannya keluar kota bersama ayahnya. Saat itu yang bisa di lakukan Inas hanya menangis diam-diam tanpa sepengetahuan siapa pun, termasuk ibu Inas sendiri yang merasa ada yang aneh dengan sikap anak semata wayangnya itu. Dari situlah perjuangan Inas di mulai, sejak di tinggal Daffa. Inas berusaha menjadi wanita seutuhnya. Dia ingin melupakan Daffa walau sulit, ibunya sempat mengenalkannya dengan beberapa anak laki-laki teman ayahnya. Sampai hubungannya tak pernah baik dengan laki-laki mana pun, bukan karena Inas tidak mau. Hanya saja, hatinya tidak pernah tenang saat bersama laki-laki lain. Kini meski 9 tahun berlalu dan Inas tidak pernah bertemu Daffa sama sekali, Inas masih sulit membuka hatinya untuk laki-laki mana pun. Dalam hati, dia selalu kesal dan marah pada Daffa. Inas tidak pernah mengerti dengan perasaannya sendiri, apa yang membuatnya harus mempertahankan Daffa sampai 9 tahun lamanya dan apa istimewanya Daffa sampai laki-laki lain terlihat tidak begitu menarik di mata Inas.Di semester akhir masa kuliahnya, Inas selalu di bubuhi pertanyaan tentang pernikahan oleh keluarga besar kakeknya. Kadang Inas bingung, harus menjawab dan harus bagaimana untuk memulai. Hatinya benar-benar sangat keras, dia teringat ketika dulu bertengkar dengan Daffa. Inas pernah berkata sangat kasar pada Daffa dengan bahasa Jawa " Gak kiro aku seneng mbek raimu, des " dalam bahasa Jawa, bahasa yang diucapkan Inas memang terbilang sangat kasar. Tanggapan Daffa saat itu hanya diam, Inas sempat bingung kenapa Daffa tidak membalas kata-kata kasarnya seperti biasanya. Inas mungkin termakan omongannya sendiri, dan ketika itu juga dia selalu berdzikir dan berusaha membuat hidupnya jauh lebih baik lagi. Sampai Tuhan menjawab doanya dan mempertemukannya dengan seorang laki-laki bernama Fikri Nakhla Rafie di sebuah toko buku di Jakarta saat dia berkunjung kerumah saudaranya disana.
Lambat laun, Inas melihat sifat Fikri banyak miripnya dengan Daffa. Bahkan kesukaannya pun sama, dia juga sempat melihat perilaku Fikri yang sangat mirip dengan Daffa. Siapa sebenarnya Fikri dan dimana Daffa sekarang? Inas sangat penasaran dan masih sangat ingin bertemu Daffa, don't miss it juga sama cerita yang satu ini yah? ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar