Perjalanan panjang seorang gadis bernama Zyan Brytania, bukan sosok gadis cantik dan bukan gadis yang menarik hati setiap laki-laki yang melihatnya. Dia lebih banyak diam dan menuliskan apa yang dia rasakan pada sebuah buku tebal yang dia sebut "Uno". Dalam bahasa Italia, Uno berarti satu. Ibunya memberi buku kosong itu saat ibunya merasa bahwa Zyan seharusnya tidak diam dengan apa yang dia rasakan. Apapun yang terjadi padanya di sekolah, ibunya berharap Zyan mau menumpahkan semua kejadian yang dia alami di buku itu. Dan benar saja, Zyan memang mulai menulis sejak kelas 1 SMP. Sejak saat itu juga dia mengenal Andika sebagai cinta pertamanya, Zyan sadar bahwa tak akan ada kemungkinan Andika akan melihatnya bahkan membalas cintanya, tapi dia punya tekad kuat untuk menetapkan hatinya hanya pada Andika.
Saat itu, Andika adalah kakak kelas Zyan. Zyan yang masih kelas 1 SMP, belum tahu banyak dan mengerti tentang apa itu cinta. Namun saat dia melihat Andika dari dekat, melihat Andika tersenyum padanya dan sifat rendah dirinya yang luar biasa, membuat hati Zyan terusik untuk mengenal Andika lebih dekat. Zyan sadar, hari-harinya akan di penuhi dengan perjuangan panjang saat pertama kali dia mengenal Andika, bukan tidak mungkin jika suatu saat, dia akan menangis karena sakit hati, bertingkah bodoh untuk menarik perhatian Andika dan yang terakhir membuat Zyan tidak lulus Ujian Nasional waktu itu. Belum cukup sampai di situ, untuk ketidaklulusannya mengerjakan ujian nasional, Zyan juga mendapat hadiah tentang berita Andika yang sudah menjalin hubungan dengan kakak kelasnya dan yang membuat Zyan lebih sakit dari pada menerima kenyataan tidak lulus ujian nasional adalah kakak kelas yang di maksud sebagai pacar Andika saat itu adalah gadis yang dia kenal sangat baik, namanya Sina dan Zyan biasa memanggilnya mbak Sina.
Saat itu, hati Zyan benar-benar merasakan sakit untuk yang pertama kalinya. Dia sadar ini akan terjadi, tapi dia tidak pernah siap untuk merasakannya. Meskipun begitu, sakit hati tak membuatnya jera. Banyak hal yang dia lakukan untuk mengobati luka di hatinya, termasuk menerima cinta dari laki-laki yang sama sekali tidak dia cintai. Tapi yang ada justru perasaan bersalah pada laki-laki itu dan bagaimana pun Zyan mencoba, rasa sakitnya tetap ada hingga 8 tahun lamanya.
Tak ada seorang pun yang tahu tentang tindakan bodoh Zyan dan pengorbanan berat Zyan untuk Andika, Zyan bahkan hanya mau bercerita pada "Uno" dan seorang teman lamanya waktu SD yang saat itu pindah sekolah ke Jerman mengikuti ayahnya yang seorang duta besar Indonesia untuk Jerman.
Zyan selalu ingat kapan ulang tahun Andika, warna kesukaannya bahkan kebiasaannya memakai jaket kemana pun dia pergi. Dulu Zyan sempat punya foto saat bersama Andika dan teman-temannya yang lain di sekolah, tapi foto itu hanya satu-satunya dan terbakar sebelum sempat tercetak. Akhirnya, Zyan hanya punya nomor ponsel Andika. Tapi dia tak pernah berani menghubungi Andika, hanya sesekali dan itu saja membuatnya sangat gugup dan takut.
Delapan tahun berturut-turut, Zyan tak pernah lupa dengan hari ulang tahun Andika. Dia selalu ingin memberi hadiah ulang tahun untuk Andika, meskipun Andika tak sekali pun ingat hari ulang tahunnya. Ada 8 surat yang tak pernah sampai di tangan Andika, karena Zyan tak pernah punya keberanian untuk menyampaikannya. Bahkan hadiah ulang tahun pun dia sampaikan lewat perantara orang lain dan tanpa pesan. Zyan merasa sangat senang melakukan semua ini untuk orang yang sangat dia sayangi, walaupun pada kenyataannya Andika akan beranggapan bahwa harga dirinya sebagai perempuan sudah jatuh di depannya. Tapi itu hanya untuk Andika, dan pada laki-laki lain Zyan terbilang sangat tidak mau peduli.
Tanpa Andika sadari, Zyan lebih sering menangis karenanya dari pada karena siapa pun, kecuali orang tua dan keluarganya. Hingga suatu ketika, Zyan merasa sudah sangat pasrah dengan keadaannya. Dia tahu mungkin Andika memang bukan jodohnya, meskipun Andika terlalu sering muncul dalam mimpinya di bandingkan dengan laki-laki yang menjadi kekasihnya sekarang. Menjelang hari ulang tahun Andika, Zyan memberanikan dirinya memberi hadiah pada Andika langsung ke rumahnya. Zyan sempat merasa sangat gugup, takut dan bahkan dia terus-terusan merasa sakit perut selama perjalanan menuju rumah Andika, Zyan juga merasakan tangan dan kakinya dingin. Begitu Zyan berhasil menguatarakan tujuannya datang ke rumah Andika dan memberikan hadiah pada Andika, Zyan memang merasa sangat lega. Tapi jawaban Andika sangat aneh, dia hanya mengucapkan terima kasih pada Zyan dengan atau tanpa tersenyum sedikit pun dan membuat Zyan sempat bingung.
Kebingungan yang di rasakan Zyan segera ia tepis, dia lebih memilih untuk tidak mengingat Andika lagi. Dia berusaha konsentrasi pada belajarnya dan menyimpan "Uno" baik-baik.
Empat tahun kemudian, semuanya berubah. Zyan kembali ke kampung halamannya, bersama ayah dan ibunya. Begitu sampai rumah, dia langsung menemui teman-teman lamanya. Dan kejutan, saat itu teman lamanya yang sudah cukup lama di Jerman, kembali untuk menemui Zyan. Dia bahkan tak sendiri datang kerumah Zyan tapi bersama Andika, itu yang dia harapkan sebagai kejutan hebat untuk Zyan.
"Siapa dia???" pertanyaan yang seharusnya tidak terucap dari bibir Zyan, tiba-tiba muncul dan menjadi tanda tanya besar di benak Andika dan Mala. "Apa yang terjadi dengan Zyan? Hingga dia menanyakan tentang siapa Andika?" ibu Zyan yang saat itu mendengar juga sangat terkejut, kenapa Zyan tidak mengingat Andika? padahal...
Saat itulah, ibu Zyan teringat sesuatu. Mungkinkah karena kecelakaan 3 tahun lalu di Korea? yang membuat Zyan hanya tidak mengingat Andika. Mungkinkah ini yang di sebut amnesia kolektif dalam dunia medis?
Keesokan harinya, ayah dan ibu Zyan beserta Andika dan Mala memeriksakan Zyan ke rumah sakit. Dan benar saja, Zyan memang menderita amnesia yang disebut-sebut hanya terjadi pada seseorang yang merasa sakit hati, marah, atau kesal pada orang tersebut. Ibu Zyan selalu membaca setiap tulisan yang baru di tulis Zyan dulu dan semuanya tentang Andika. Jelas ibu Zyan merasakan betul, bagaimana perasaan Zyan saat itu.
Tapi bagaimana Andika bisa datang dengan Mala saat itu? Jelas saja, Mala ternyata adalah adik sepupu Andika dan Zyan tidak pernah tahu itu sampai kecelakaan membuatnya benar-benar melupakan Andika. Semua sedih, bahkan Andika sangat merasa bersalah karena kebodohannya tidak pernah melihat ketulusan hati Zyan. Andika sebenarnya sudah tahu sejak dulu tentang Zyan yang sangat menyukainya, dia mulai sadar waktu Mala menceritakan tentang Zyan dan apa yang di ceritakan Mala tentang Zyan, kejadiannya sama persis dengan apa yang dia alami dengan Zyan, hanya saja waktu itu Mala tidak menyebutkan nama Zyan saat bercerita, Mala selalu menyebut Zyan "B.G" singkatan dari kata "Bad Girl" yang berarti "Gadis Buruk".
Pada saat Andika menerima kado terakhir dari Zyan, Andika merasa sangat bimbang dan tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia bahkan tidak merasakan apa-apa pada Zyan. Tapi hatinya benar-benar luluh setelah Mala memberikan Andika "Uno" milik Zyan, Mala sendiri mendapatkannya dari ibu Zyan. Di dalam "Uno" itu juga ada 8 surat yang tak pernah sampai di tangan Andika. Hanya satu harapan ibu Zyan, beliau ingin Andika tahu ketulusan hati anaknya.
Tapi setelah Andika tahu semuanya, keadaan justru berbalik. Zyan benar-benar tidak mengingat Andika sama sekali. Yang Zyan rasakan hanya sakit kepala yang hebat, mual dan dadanya sesak saat melihat Andika datang ke rumahnya. Zyan hanya mau bercanda, dan bicara dengan orang-orang yang dia ingat saja.
Di sinilah, Andika justru mulai merasakan apa yang dirasakan Zyan. Bahkan saat Zyan bersama laki-laki yang sudah menemaninya selama 2 tahun terakhir ini, Andika memang sangat sakit dan tak bisa berbuat banyak. Namun Andika mulai berpikir, jika sakit hati ini rasanya lebih sakit dari apa pun, maka inilah perasaan Zyan dan Andika memang luluh karena Zyan, dia memang jatuh cinta pada Zyan bukan kasihan.
"Memang benar jika cinta tak harus memiliki, tapi cinta patut di perjuangkan. Menjadi perempuan memang tak harus terus menunggu, jika dia mulai mengusik hatimu, kejarlah sampai dapat. Jika tak dapat, biarkan perjuanganmu menjadi kisah indah untuk diri sendiri" Zyan Brytania
Tidak ada komentar:
Posting Komentar