Kali ini, aku mau sedikit curhat tentang orang-orang yang selama ini membantuku untuk tetap hidup menjadi lebih baik.
Ini aku dan hidupku, aku di lahirkan sebagai seorang gadis yang memiliki banyak kekurangan. Bukan dalam segi fisikku yang sempurna, tapi kekuatan otakku yang sulit menjangkau tingkat cerdas.
Untuk yang pertama, ku perkenalkan orang-orang baik hati yang melahirkanku, mendidikku, hingga mengajarkanku banyak hal tentang hidup.
Aku adalah anak pertama dari 5 bersaudara. Ayahku bekerja sebagai PNS ( Pegawai Negeri Sipil ) di Kantor Department Agama wilayah Kabupaten Blitar. Ibuku yang kebanyakan awet muda dan cantik ini, sangat kreatif dan pandai memasak dan berdandan. Sejak kecil, aku dan adikku memanggil mereka berdua dengan sebutan Abah dan Umi. Ke perkenalkan adikku yang pertama, namanya Lia tepatnya Nur Isna Aulia, cantik, dewasa dan cerdas begitulah seperti kebanyakan orang bilang, dia gak pantes jadi adikku hanya karena tubuhku yang lebih kecil dari dia. Adikku yang kedua adalah seorang anak laki-laki gagah, Izzul Musthofa. tapi sifatnya gak segagah penampilannya, jahil, mandinya paling lama, makannya pilih-pilih dan 1 hal yang memvbuatnya terlihat gak wajar, bawelnya yang melebihi bawelnya cewek.
Dan yang ketiga ini, bisa di sebut anak ajaib. Paling nakal, dan berani dalam banyak hal. Cakep sih kata orang, but...ya begitulah jalan pikirannya sulit di tebak. Tapi semenjak masuk pesantren, kenakalannya jadi gampang di kontrol, itulah Zen Manshur. Adikku yang terakhir ini, pali imut dan blak-blakan. Dia paling gak bisa nyembunyiin sesuatu yang gak perlu di sembunyiin.
Paling manja, tapi gak mau di bilang manja.
Di TK tempat aku sekolah, memang banyak banget sejarahnya yang masih aku ingat sampe sekarang. Mulai dari temenku yang suka ngompol di sekolah, sampe aku yang gak pernah duduk di bangku nol kecil, karena tempatnya yang gelap.
Begitu juga waktu di SD, aku punya banyak cerita dan pengalaman selama jadi anak SD. Mulai dari punya temen yang gak pernah bisa naik kelas gara-gara bodohnya dia gak ketulungan sampe di suruh guru nulis 70 soal tanpa di koreksi sama guru.
Selepas SD, aku pengen banget masuk SMP N 3 Blitar. Karena teman-temanku banyak yang masuk sana. Tapi abah gak ngizinin dan akhirnya aku di daftarin di MTs N Blitar, itu adalah madrasah favorit se kota Blitar. Karena bukan keinginanku masuk sekolah itu, aku gak terlalu inget gimana masa-masaku di sekolah itu. Yang aku inget, semua guru matematika di sekolah itu gak ada 1 pun yang baik hati. Galak dan suka bentak. Sampe akhirnya, mungkin itu salah satu faktor kenapa aku gak lulus UAN tingkat SMP tahun 2005. Sampe abah, maksa aku sekolah di sebuah sekolah swasta yang ada pesantrennya, Al Mawaddah 2 Blitar. Disinilah aku merasa memulai hidup baru-
Coming Soon ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar