Selasa, 26 November 2013
The Long Way
Sembilan tahun yang kelam, aku masih ingat betul apa yang dikatakan laki-laki pertama setelah apa yang sudah aku lakukan untuknya "Kita tetap sahabat kan?" dan "Kamu sudah aku anggap adik". Selama 9 tahun aku coba mencerna kata2 itu, dan tak ada bukti nyata atas ucapannya. Dia bahkan tak menganggapku pernah ada di kehidupannya. Setelah itu aku mencoba bangkit mencari dimana hati ini akan jatuh pada 1 pilihan, bukan mendapatkan siapa yang menyukaiku tapi siapa yang kusukai. Karena saat itulah hati ini akan berkata "Iya" dan menerima apa yang ada. Sulit rasanya mendapatkan yang seperti itu, namun aku yakin pasti ada suatu saat nanti. Dan setelah aku menemukannya, ku pikir akan sangat sulit mendapatkannya. Mengingat masa lalunya yang bertolak belakang denganku. Setiap hari aku memutar otak untuk lebih hati2 dan tidak buru2 mengambil keputusan, terlebih teman2nya terlihat mendukungku. Mereka pikir mungkin aku akan sama dengan perempuan2 yang pernah ada di kehidupannya, aku tak ingin sama. Tapi satu hal yang membuatku patah semangat, dimana dia mengatakan hal yang sama seperti laki-laki pertama. Andai dia tau, untuk yang kedua kalinya itu sangat menyakitiku. Aku tidak pernah percaya dengan persahabatan antara lawan jenis, that's imposible for mw and I don't believe it.
Dari malam itulah perasaan ku lagi-lagi terombang ambing. Semangat ku sudah patah pada tahun pertama, aku mulai tak punya kepercayaan diri lagi. Tapi jika aku mundur, mungkin akan sulit menemukan hati yang lain. Terlebih jika aku bukan lagi seorang mahasiswi.
Hatiku tak pernah salah dalam memilih, walau aku tau bukan aku yang terbaik untuknya.
Allah...mboh kah bingung, ngomong opo seh aku iki? Enough....enough -.-
Selasa, 12 November 2013
Malang, 12 November 2013
Tahu gak gimana rasanya masuk dalam 1 komunitas yang penuh komitmen dan peraturan dalam organisasi?
Jangan dirasain deh, gak enak. Terlebih kamu udah semester akhir dan harus bergelut dengan organisasi itu sampai kuliahmu terbengkalai. Untuk mencapai 1 tujuan tertentu emang butuh pengorbanan, antara privasi kuliah dan organisasi? Gak ada yang ngerti selain diri sendiri dan cuma diri kita sendiri yang bisa nyelesein masalah.
Hari ini...
Kabar buruknya, kemarin saya di minta jadi pemateri di acara diklat ukm sedang saya juga menjabat sebagai panitia diklat tepatnya as "The Coordinator of Consumtion", bukan jabatan tinggi emang tapi menyulitkan.
Bagai mana tidak saya di protes habis2an tentang materi yang saya sampaikan oleh teman dekat saya sendiri sewaktu saya tidak ikut evaluasi di hari pertama.
Dan selanjutnya, sebagai seorang saya memang tidak begitu cerdas, tapi saya tau apa yang harus saya lakukan. Saya mendapat anak buah yang seolah2 tau semuanya dan perlahan saya mulai merasa "Saya bukan seorang Coordinator"
Tak apa, saya akan bertahan sampai akhir.
Dan ada makalah yang seharusnya udah di ACC 2 minggu lalu, baru sekarang di bahas sama dosen saya. Saya gak masalah kalo harus revisi, tapi saya gak terima hasil kerja lemburan saya selama 2 malam (emang cuma 2 malam, so why?) di bilang copast. Sedang besok pagi setengah 7 udah harus di presentasikan. Kuliah selanjutnya setelah itu saya juga ada tugas penting tentang laporan praktikum, saya juga belum kerjakan. Sedang untuk menyelesaikannya saya harus ke lab untuk skoring. Tapi kapan? Jam 4 pagi saya harus ke pasar untuk belanja keperluan diklat dan masak. Setengah 7 udah masuk presentasi, jam 8nya masuk kuliah lagi. Kalo sampai saya tinggalkan, saya bisa gak lulus dan tahun depan harus ngulang. Apa yang akan abah tanyakan kalo mata kuliah yang saya ulang semakin banyak? Skripsi makin molor, wisuda molor, dan yang pasti abah gak pernah suka saya ikut kegiatan atau organisasi apa pun yang sampai mengganggu kuliah saya. Saya punya 4 orang adik dan nafkah dari abah bukan hanya untuk saya, saya seharusnya sudah mampu mengayomi adik2 saya.
Di saat seperti inilah saya butuh seseorang yang memberi semangat, yang mau mengerti keadaan saya. Tapi hanya saya dan Allah yang tau. Fisik, otak dan batin saya sudah lelah. Tapi saya bukan satu2nya orang yang paling menderita di dunia ini, dan saya benar2 harus mengorbankan salah satunya. Apa pun yang terjadi. What ever... #fighting
Minggu, 03 November 2013
Hanya Doa
Dari awal saya suka banget jahil sama cowok yang satu ini, kadang saya juga jadi korban jahilannya. Tapi lama kelamaan kebiasaan saya jahil in dia jadi terasa aneh, temen - temen dia yang juga temen - temen saya paling suka yang namanya godain saya ∂αη dia. Dia jadi suka malu sendiri, tapi saya terusin aja godain dia. Buat dia makin malu dan buat temen - temennya dukung saya. Maksudnya biar saya jadi cewek pertama terakhir yang dia tembak karena sebelumnya dia gak pernah nembak cewek yang ada dia selalu di tembak cewek dan di putus in cewek. Sedang saya kebalikannya, saya tidak pernah memperhatikan cowok terlalu begini sejak saya memutuskan move on dan mulai pacaran sampai 4x, dan kali ini saya harus ekstra memperhatikan dia apa pun yang terjadi. Hati saya sudah mulai terpaut oleh pesonanya. (˘̩̩ʃƪ˘̩̩)