" Seandainya loe tau, gue gak akan semudah itu nglupain loe meskipun 6 tahun loe ngilang gitu aja " itulah kata-kata yang terus di tanamkan dalam hati seorang Nayna.
Aku Nayna, usiaku sudah hampir 23 tahun. Aku kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung. Aku bukan asli orang Bandung, tapi aku punya hidup di sini. Bareng temen-temen dan segala pernak-pernik kehidupan di kota ini.
Teman-temanku selalu bilang " Nayna bukan tipe cewek yang mudah bergaul sama cowok, tapi cowok banyak yang mau kenal sama Nayna karena dia cantik " itu yang gak pernah aku suka, aku takut jatuh cinta lagi.
Di kampus ini, aku punya seorang sahabat baik sejak SMP. Kami mengambil jurusan yang sama di kampus ini, tapi kami tak pernah sekali pun sekelas. Hari ini, Farah bilang dia melihat Reyga di kampus ini. Reyga, mendengar namanya saja aku sudah ingin membanting gelas dan piring di rumah. Reyga adalah cinta pertamaku di SMP, aku menjalin hubungan dengannya saat aku masih berstatus sebagai siswa baru di sekolah itu dan dia adalah kakak kelasku.
Waktu kami jadian, tak banyak anak di sekolah yang tahu. Karena jika mereka tahu, mereka yang mayoritas kaum hawa akan menghabisiku di tempat karena aku yang masih anak baru berani mengambil hati seorang senior yang nota bene cukup populer di sekolah kala itu. Terakhir aku dan Reyga bersama adalah saat malam puncak PENSI sekaligus pelepasan siswa kelas 3. Reyga yang anggota grub band sekolah, tampil dengan sempurna di atas panggung. Selama ini, dia tidak pernah menyanyi karena di band itu dia hanya sebagai drummer. Namun, malam itu adalah kejutan sempurna untukku dan untuk penggemarnya. Dia bernyanyi solo hanya dengan membawa gitar untuk iringan lagunya. Lagu yang dia bawakan saat itu berjudul "Sempurna" yang di populerkan oleh Andra and the Backbound. Saat itu aku merasa sangat tersentuh karena dia tidak berhenti melihatku. Setelah bernyanyi, diam-diam dia menghampiriku "Suaraku gimana? jelek banget ya?" pertanyaan lugunya itu membuatku ingin menjahilinya, aku mengatakan suaranya sangat tidak bagus dan terlalu rusak. Sebenarnya, aku gak pernah nyangka dia bisa bernyanyi sebagus itu. Suaranya benar-benar merdu tidak kalah dengan penyanyi aslinya.Dia kelihatan kecewa mendengar jawabanku, aku mengacak-ngacak rambut jambulnya sambil tertawa kecil ku katakan "Suara kamu jauh lebih bagus dari pada Andra" lalu entah setan apa yang merasukinya, tiba-tiba dia mencium pipi kananku. "Kamu masih punya hutang 1 buat pipi kirimu" aku benar-benar tertegun tanpa kata, lalu dia ganti mengacak-ngacak poniku yang sudah tertata rapi.
Itulah saat terakhir kami bersama, sejak saat itu dia menghilang dan tak pernah ada kabar lagi. Aku sudah seperti orang gila saat itu, yang ku lakukan hanya menangis dan mendengarkan rekaman suaranya saat menyanyikan lagu itu. Ini cinta pertamaku dan rasanya sangat menyakitkan, sampai ku putuskan aku gak akan pernah kenal yang namanya jatuh cinta lagi.
Namun ternyata Tuhan berkehendak lain, kami bertemu lagi di kampus ini. Setelah 6 tahun lamanya kami berpisah tanpa perpisahan. To be continued....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar